Selamat berjumpa setelah cukup lama tak saling sapa, hai kalian pengunjung blogku yang entah seberapa setianya. Maafkan aku yang sok sibuk dan sok laris ini. Iya, jadi begini, kenapa sekarang Mbak Titi agak jarang posting?
1.
Baru pindah kerja, masih adaptasi dengan
lingkungan dan tanggung jawab yang baru juga.
2.
Kebanyakan acara sama alasan, haih.
3.
Lagi keranjingan nge-gym lagi.
Dan, ribuan lasan-alasan tak masuk akal lainnya, yang pasti
tidak bisa kalian terima. Aku paham, makanya aku mau minta maaf.
Sudah, aku cukupkan drama tak penting ini. Kali ini aku mau
berbagi tentang sesuatu untuk perut kalian terkasih. Kalian suka sushi? Aku
pun. OK, kita sama, mungkin jodoh, untuk keperluan jodoh selanjutnya mungkin
bisa dm instagram aku, dan jangan lupa tolong difollow dulu, untuk kemudian
tukeran nomer, halah.
Kalian kapan pertama makan sushi dan di mana? Aku, dulu agak
nggak tertarik sama makanan ini karena aku pikir belum matang, jadi mana enak,
dan lagian mama papa nggak doyan, jadi nggak teredukasi untuk makan sushi sejak
dini. Kemudian aku akrab sama seorang sahabat bernama Dian, dan dia yang
pertama memperkenalkan aku sama sushi dan kawan-kawannya. Kalo sama Papa, yah
mentok H*kben, K*C, Bakmi G*lek dll.
Sushi di Depan Madu Pramuka, Cibubur.
Iya, ini jadi tempat pertama aku nyicip aneka makanan Jepang, waktu pertama ke sana masih belum berani coba sashimi. Oia, tempat ini lucu
banget, jadi kedainya berkonsep food truck gitu, bukanya sore menjelang malem.
Dian ngajakin ke sini karena murah dan dekat, maklum dulu pas awal-awal kerja
banget kan nyobanya, sekitar 2012 akhir lah. Saat gaji masih lewat UMR dikit
banget, sedih aku tuh kalau teringat masa-masa ini. Ah, sudahlah.
Tapi, bukan nggak cinta dan nggak sayang, entah apa yang
terjadi, sudah sekitar 1 tahun terakhir ini kedai ini tak nampak lagi. Entah
tutup, pindah, atau gulung tikar. Cuma kayanya nggak akan gulung tikar sih,
soalnya dia pakai bangku-bangku gitu, nggak lesehan, krik krik, OK, aku tahu
ini garing, tak apa la yah, hanya sebagian usaha membuatmu tersenyum, tsaaah.
Sushi Tei
Ah, ini adalah saat aku sudah berhasil bikin si Leni mulai
satu selera, mulai doyan sushi dan sashimi di Cibubur. Kita jauh-jauh ke Lotte
Shopping Avenue hanya untuk makan di sini. Kita masuk, duduk di tempat yang
kelewat gede buat cuma kita berdua, memesan dengan kalap. Dengan gaya sok-sokan
paham, nyicip dan komentar ini-itu. Ini pertama aku doyan makan bayi gurita,
agak horor ya kedengerannya. Kalau kalian mau cicip namanya Chuka Idako, ini
bisa berbentuk sashimi atau sudah berbentuk sushi.
Kita pesen luar biasa berlebihan, sampai-sampai kita
berjam-jam di Sushi Tei, untung nggak diusir kek anak ayam masuk kandang kebo.
Sejak bolak balik Sushi Tei, aku jadi paham kalau Wakame Salad adalah yang
wajib dipesan, selain enak, ini banyak, jadi nggak jelalatan liat yang lainnya.
Sejauh ini, belum pernah kecewa sama menu di sini, cuma harganya aja yang suka
bikin nangis kalau abis makan bertiga si kembar, kan aku yang harus bayar, malah
curhat.
Eh, pernah deh sekali kecewa sama menu di sini, waktu itu
pas makan sama si Bagas, pesen Fried Sushi, padahal ada jempolnya, tapi kok,
nggak enak, sedih aku tuh.
Ichiban Sushi
Cukup kecewa, perasaan kok sashimi-nya amis banget , nggak
lagi-lagi deh. Tapi, kalau kalian mau makan ramen, not bad kok ngeramen di sini,
banyak, enak, dan murah. Tapi, aku nggak doyan yang curry, berasa makan Indomie
rebus rasa kari ayam. Aku tuh nggak kecewa, sama karinya Marugame Udon, mayan
tuh baru.
Zenbu Sushi
Ini juga agak lucu, kenapa bisa ke sini? Adalah karena
kebanyakan baca-baca di Zomato, bintangnya banyak, kan jadi tertarik walaupun
harus jauh-jauh nge-busway ke PI. Eh, sekalian nggak tahan beli lipen Borjuis
sih, by the way lipennya nggak mengecewakan, harganya aja yang bikin rekening
nangis.
Tempatnya manis amat gitu, instagramable banget, aku suka,
walaupun jujur lebih suka ke dia yang akhirnya menikahi yang lain, haduh.
Sushinya gimana di sana? Not bad, tapi juga nggak sespesial itu untuk range
harga yang lumayan menyakitkan. Tapi, untuk menu jejepangan selain sushi dan sashimi, tempat ini juaranya. Dari mulai tempura, okonomiyaki, sampai
takoyakinya. Belum sama sih sama yang aku makan di negara asalnya, tapi terbaik
di Jakarta.
Sushi Box di Sevel. Family Mart dan Berbagai Mini Market lainnya di Jepang
OK, mini market adalah tempat cari makan paling sejati saat
kalian backpackeran ke Jepang, dan dengan ketat megatur budget makan. Iya, ini
adalah penyelamat perut-perut lapar berkantong tipis, tapi gaya-gayaan main
jauh.
Sudah bukan rahasia umum sangat sulit mencari makanan
berlabel halal di Jepang sana. Bukannya nggak ada, tapi mahal bapak ibu, dan
jarang juga sih. Mungkin kalau kalian sudah baca tentang perjalanan ke Nara,
kalian akan tahu, sholat aja aku di depan kuil, saking susah cari tempat.
Jadi, aku dan Leni berkeputusan untuk jadi pengunjung rutin
berbagai mini market, dan kita berkeputusan untuk memakan apapun hal yang tidak
mengandung beef, karena kita khawatir itu pork. Alhasil kita jadi penikmat onigiri dan sushi box yang setia. Meskipun ini cuma sushi box di mini market tapi
rasanya tetap spesial, tentu jauh lebih segar dan less mayo, beda sama sushi di
Indonesia yang penuh mayo dan goreng-goreng.
Tsukiji Fish Market
Akhirnya, setelah menjadi penikmat sushi begitu lama, sampai
juga aku ke surganya sushi dan sashimi. Iya, ini adalah tempat pelelangan ikan,
di mana kalian bisa beli sashimi langsung dari tukang ikannya. Berbagai ikan,
udang, tobikko, cumi, gurita segar dipotong kecil-kecil dan dijual di dalam
kotak-kotak sterofoam yang sudah ditambahkan kesap asin dan wasabi di dalamnya.
Pertama mau beli agak geli, sungguh, tapi kok pas sampai di mulut, ini jadi pengalaman makan sashimi terindah sepanjang masa. Serius, nggak bisa dilupain gitu aja, saat potongan tuna masuk mulut, rasa manis, segar dan kenyal yang pas banget tercampur jadi satu di mulut, nagih.
Pertama mau beli agak geli, sungguh, tapi kok pas sampai di mulut, ini jadi pengalaman makan sashimi terindah sepanjang masa. Serius, nggak bisa dilupain gitu aja, saat potongan tuna masuk mulut, rasa manis, segar dan kenyal yang pas banget tercampur jadi satu di mulut, nagih.
Oia, ini adalah tempat pelelangan ikan yang cukup besar di
Jepang, kalian bisa beli sashimi di tukang ikan sepanjang jalan, atau masuk ke
kedai-kedai sushi yang tersebar terlalu banyak di gang-gangnya, surga. Kalau
kalian datang pagi-pagi, kalian bisa banget menyaksikan ikan-ikan segede orang
di eksekusi ditempat ini, tepat setelah turun dari kapal nelayan. Cuma, aku
sampai sini sudah terlalu sore, jadi hanya bisa jalan-jalan dan jajan sushi
sampai kalap, sampai bosan, sampai budget sushi sisa dikit.
Pengalaman yang nggak bisa dilupakan juga, saat kita gaya-gayaan makan di kedai-kedai ala Jepang tradisional. Nyeruput ocha sambil merem melek seolah yang paling paham tentang tehnya Jepang ini, padahal ini karena inget harganya yang lumayan, hahaha. Nyobain sop yang termurah yang ternyata banyak banget tulang ikannya, untung rasanya masih enak. Its one of memory that I cant forget, untill now.
Pengalaman yang nggak bisa dilupakan juga, saat kita gaya-gayaan makan di kedai-kedai ala Jepang tradisional. Nyeruput ocha sambil merem melek seolah yang paling paham tentang tehnya Jepang ini, padahal ini karena inget harganya yang lumayan, hahaha. Nyobain sop yang termurah yang ternyata banyak banget tulang ikannya, untung rasanya masih enak. Its one of memory that I cant forget, untill now.
Sushi di AEON Mall BSD
Wah, sudah nggak asing dong ya, beli sushi di sini berasa
beli sushi box di mini market Jepang sana. Gimana nggak ya, bayangin aja,
kalian tinggal ambil sushi-sushi di etalase, ada yang dijual satuan atau sudah
paketan gitu.
Untuk ukuran harga worth to buy banget bosku, satu box besar
dengan beraneka ragam sushi dijual mulai dari 49000 saja. Pilihannya pun
beraneka ragam banget, tapi kalau untuk urusan kenyamanan dan rasa nggak gitu
spesial. Kalau kalian beli pas weekend, siap-siap ngantri mengular sampe emosi.
Sashimi di sini cukup segar, kecuali udang dan cuminya ,
tapi sushi olahannya biasa banget, enak sih, geday-geday gitu, tapi ya standar. Kalau kalian
makan di sini yang penting kenyang sih, tapi kalau makan cuma berdua kurang sreg,
karena boxnya yang gede-gede banget. Dan, nggak bisa bolak-balik beli,
disebabkan antrian yang bikin esmosi. Aku biasa ke sini hari biasa pas pulang
kerja, jadi masih OK, lah.
Tom Sushi di Grand Indonesia
Tempat ini spesial mengingat tempat dan harganya yang paling nggak bisa dilupakan.
Tempatnya kaya sushi belt di negaranya, sempit sih, tapi Jepang banget.
Ditambah harganya yang spesial banget di kantong, plate shushi di sini cuma ada
3 harga, 10k, 15k dan 20k. Aku bakal ulas di postingan terpisah ya untuk tempat
ini. See you. ;)
Selalu suka tulisan mbak titi, informatif dengan pendekatan humanis. Tentang Sushi, apa boleh buat tinggal kenangan semenjak alergi kian beragam mengganggu saya... Btw, keren lha reviewnya. Next please review juga atuh tempat makan untuk vegetarian...
BalasHapusSelalu suka tulisan mbak titi, informatif dengan pendekatan humanis. Tentang Sushi, apa boleh buat tinggal kenangan semenjak alergi kian beragam mengganggu saya... Btw, keren lha reviewnya. Next please review juga atuh tempat makan untuk vegetarian...
BalasHapusKenapa ulasannya nggak dilengkapi dengan foto ti? kan siapa tau aja Antin jadi tertarik buat nyoba. Pernah nyoba makan sushi dua kali tapi lupa nama tempatnya, eh tetep nggak doyan juga. Mungkin belum makan di tempat yang tepat yak hehe
BalasHapusWalaupun dulu mual banget makan tuna di tsukiji kok tiap makan sashimi di Indo jadi kangen makan disana ya.. duh kangen jepang. Udah deket tanggal setaun lalu kesana. Haahhah
BalasHapusPertama kali makan sushi di Oriental Restaurant by Blue Sky, terus cobain yang Sushi Tei. Yang lain belum dan kenapa kemarin lupa makan sushi yang di Mall AEON BSD ya pas kita ada acara? Ah...Harus kesana lagi ini.
BalasHapusPada awal membaca artikel ini, saya berharap akan banyak bertebaran foto-foto makanan yang menggiurkan, tapi ternyata tidak ada foto makanan satu pun. Syukurlah, saya nggak jadi ngiler dan baper. =)
BalasHapusPertama makan sushi di sushi tei.. Dari sana ketagihan edamame dan unagi.. Trus di aeon mall.. Coba macam2 telur ikan.. Asik juga.. Yg terakhir di atrium mall senen.. Lupa namanya.. Pesan tuna + alpukat.. Malah gak doyan dan dihibahkan pada teman.. :D
BalasHapusPertama makan sushi di sushi tei.. Dari sana ketagihan edamame dan unagi.. Trus di aeon mall.. Coba macam2 telur ikan.. Asik juga.. Yg terakhir di atrium mall senen.. Lupa namanya.. Pesan tuna + alpukat.. Malah gak doyan dan dihibahkan pada teman.. :D
BalasHapusAjak-ajak aku dong kakak hitz kalau mau makan sushiiiii. 🤣🤣🤣
BalasHapusFix, malam minggu kita makan sushi di AEON yaa nampak enak tuh, pengen makan cuka idako
BalasHapusAku belum pernah makan sushi.. besok cobain ah
BalasHapusWaaa lengkap banget referensi sushi nya, jadi pengen nyoba ku datengin semua haha
BalasHapusOke thank you rekomendasi tempat susinya. Gw belom pernah makan susi karena lebih suka ramen wkwkwk, maklum lah mie garis keras apalagi akhir bulan belom gajian, bener-bener anak indomie bgt dah.
BalasHapusSaya termasuk orang yg susah diajak makan sushi, gak tau kenapa. Udah nyoba beberapa tapi blom dapet feel nya. Seru juga itu makan sushi di Jepang, surganya sushi
BalasHapusPertama makan sushi itu di Tebet, tapi lupa apa nama resto nya. Kesan pertama agak aneh gitu di lidah, maklum lidah indo banget. Akhirnya dihabiskan jg karena sudah kepalang bayar mahal. haha
BalasHapusNice review kaa, pengalamannya banyak ya di dunia penikmat sushi. Kalo ak cuma pernah mencoba mencintai sushi dan nyobain sashimi pas di Kempinski, hiks lidah Indonesia ak ini ga bisa diajak makan makanan enak Jepang ternyata, walhasil ak kunyah sashimi sambil menahan mual, haha
BalasHapussushi tei emang enak sih. Tapi emang harganya lumayan mahal.... worth it lah sesuai harga.
BalasHapushttps://helloinez.com
makasih kak ulasannya, pas banget nih aku lagi nyari tempat makan susi yang mantab :D
BalasHapus